06 November 2015

Kita semua bodoh, lemah, kotor, emosional dan miskin

بسم الله الرحمن الرحيم

Di saat kita belajar ini dan itu kita hanya bisa belajar setengah-setengah, sebenarnya kita rakus akan ilmu agar kita lebih pintar dari orang-orang di sekitar kita tapi kapasitas otak kita tidak mengijinkan kita rakus pengetahuan, di situ kita harus merasa bodoh dan akan selalu bodoh.

Di saat membuka baut yang kecil saja kita butuh kunci pas, untuk menempuh perjalanan jauh kita butuh kendaraan dan banyak pekerjaan lain yang tidak mampu kita tuntaskan jika hanya mengandalkan otot tanpa akal, di situ kita merasa lemah dan akan selalu lemah.
Di saat kita jijik melihat kotoran ayam, ternyata kita lebih jijik melihat kotoran manusia, dan ternyata sekujur tubuh kita ini terdiri dari lubang-lubang yang semuanya selalu mengeluarkan kotoran, di situ kita harus merasa kotor dan akan selalu kotor.
Terkadang kita merasa senang, terkadang marah, terkadang sedih, terkadang dengki. Entah mengapa padahal sebenarnya kita hanya ingin selalu merasa senang sesuai keinginan hasrat dan naluri alami kita, tapi itu tak mungkin, karena jika kita terus mengikuti kesenangan maka kita akan berakhir menyedihkan. itu berarti kita juga tidak terlalu butuh kesenangan. 

Di situ kita harus sadar bahwa kita egois dan emosional.

Dan akhirnya kita sadar teman-teman kita yang selalu setia menemani di akhir pekan pun tak bisa kita beli dengan uang, kalaupun mereka dan orang tua kita meninggal, uang tidak bisa menghidupkan mereka.

di situ kita merasa miskin dan akan selalu miskin.

Ternyata barulah kita sadar bahwa kita ini adalah makhluk yang bodoh, lemah, kotor, emosional, dan miskin. Kita butuh sosok yang sempurna yang mampu menenangkan fikiran kita, yang mampu menutupi segala kekurangan kita. Ia adalah Allah Azza Wa Jalla.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar