بسم الله الرحمن الرحيم

Akhir-akhir
ini muncul berita provokatif dengan temuan Al Qur'an tertua di Universitas
Birmingham yang dikabarkan lebih tua dari Rasulullah SAW yang dicontoh dan
diubah oleh Rasulullah SAW sesuai dengan kepentingan politik lalu dijadikan Al
Qur'an masa kini. Berikut ini link asli dari Birminghamnya yang nggak provokatif.
Mari kita cermati.
Click link below!
Dalam Website ini di sebutkan bahwa perkamen naskah Al Quran
tertua yang berada di Universitas Birmingham sudah ada pada sekitar tahun 568
s/d 645, pembuktian ini menggunakan metode pengujian radiokarbon dengan akurasi
95.4%. Sedangkan Rasulullah hidup pada tahun 570 s/d 632 dan mendapat wahyu
pertama(Al Alaq/Iqra') pada tahun 610. Isi dari naskah Al Qur'an Birmingham itu
berisi tentang surat ke-18,19, dan 20 (Al kahfi, Maryam, dan Tha ha). Semuanya
surat Makkiyah(Turun di Mekkah).
Memang pada zaman Rasulullah SAW beberapa sahabat sudah
menuliskan beberapa surat dari Al Qur'an namun tidak menyusunnya dalam satu jilid.
Untuk akurasinya pun masih menunjukkan rentang(bukan sebuah tahun yang
spesifik) , dan boleh jadi usia perkamen lebih tua dari usia Rasulullah SAW
namun usia tinta yang menempel pada perkamen lebih muda dari wahyu pertama(al
Alaq)
Dari berita ini berarti(jika isinya benar dan sesuai dengan Al
Qur'an masa kini) bisa saja Al Qur'an(3 surat itu) sudah ada 42 tahun sebelum
wahyu pertama(Al Alaq). Isi dari 3 surat itu adalah ajaran tauhid untuk tidak
menyembah selain Allah(Tuhan yang maha Esa) dan isinya pun berbeda dari kitab
injil dan taurat, lalu siapa orang yang menulisnya? mengapa dia tidak menjadi
nabi padahal dalam berita ini dia tau lebih awal tentang al Qur'an dibanding
Muhammad SAW yang buta huruf dan tentu saja harus ada orang yang mengajarkan Rasulullah
SAW untuk membaca perkamen/naskah Al Qur'an itu? Itu juga berarti Penulis
perkamen itu berusia lebih tua dari Rasulullah SAW, Menurut berita yang
provokatif dikabarkan bahwa isi dari perkamen itu telah diubah(dari yang isi
asalnya mirip alkitab) Rasulullah SAW untuk kepentingan politik.
Lalu apakah setelah menjadi Seorang Nabi kehidupan Rasulullah SAW menjadi lebih
baik? malah faktanya Beliau semakin menderita dan dikucilkan. Justru kekayaan
istri beliau(Khadijah Ra) yang kekayaannya sebanyak 2 per 3 kota makkah justru
habis setelah suaminya itu menjadi Nabi untuk menyantuni orang-orang yang
membutuhkan santunan.
Kalaupun Al Qur'an temuan itu adalah duplikat dari alkitab (Yang
diberikan Tuhan) lalu diubah oleh Rasulullah SAW untuk kepentingan politik
berarti Rasulullah SAW itu bukan orang yang percaya akan adanya Tuhan karena
telah berani merubah kitab suci milik Tuhan dan mengubahnya untuk kepentingan
politiknya. Lalu politik macam apa yang justru berakibat kesengsaraan bagi
dirinya sendiri yang membuat dirinya sendiri menjadi miskin dan dimusuhi oleh
kaumnya dan juga dimusuhi oleh kaum pemilik kitab suci yang dijiplak dan diubah
seenaknya itu?
Bukankah Muhammad SAW
itu akan lebih baik jika tetap menjadi pedagang yang hidup tenang dan
berkecukupan dengan istri yang kaya raya daripada harus menjadi Nabi
Kontroversial yang menyengsarakan dirinya sendiri itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar